Kebaya Kutubaru

Kebaya Kutubaru

Kebaya Kutubaru, juga dikenal sebagai kebaya bef , adalah pakaian tradisional Indonesia dengan desain khas yang menampilkan potongan kain di bagian tengah yang menutupi dada dan perut, melambangkan kesederhanaan dan keanggunan. Secara tradisional dipadukan dengan kain panjang atau batik , pakaian ini serbaguna dan cocok untuk acara formal maupun pakaian sehari-hari yang kasual, memamerkan warisan Indonesia dan keanggunan yang tak lekang oleh waktu.

Sejarah Kebaya Kutubaru

Kebaya Kutubaru, yang berasal dari Jawa Tengah, memiliki sejarah yang kaya sejak zaman penjajahan Belanda di Indonesia. Desainnya memadukan kesederhanaan Islam dan estetika Eropa, membuatnya populer di kalangan wanita keturunan Jawa, Tionghoa, dan Belanda. Tidak seperti gaya Kebaya Encim atau Kartini yang lebih ketat, potongan Kutubaru yang longgar seperti tunik dan motifnya yang cerah membuatnya cocok untuk dikenakan sehari-hari.

Meskipun sempat mengalami kemunduran selama pendudukan Jepang, kebaya ini kembali menonjol pasca-kemerdekaan, yang melambangkan ketahanan. Kini, Kebaya Kutubaru menjadi bukti akan daya adaptasi dan keindahan abadi pakaian tradisional.

Sumber: IG Maudy Ayunda

Yang membedakan Kebaya Kutubaru dengan gaya kebaya lainnya adalah struktur bef -nya, yaitu kain berbentuk persegi panjang atau persegi yang menghubungkan sisi-sisi pakaian di dada dan perut. Secara historis, elemen desain ini meniru tampilan kebaya tanpa ikatan yang dilapisi kemben (lilitan tubuh). Untuk mendapatkan siluet yang elegan, kebaya secara tradisional dipasangkan dengan stagen (kain yang dililitkan di perut) atau korset, yang akan mempercantik penampilan ramping pemakainya.

Kebaya Kutubaru adalah gaya unik dengan potongan yang longgar seperti tunik, kontras dengan pola dan warnanya yang berani dan cerah, tidak seperti gaya yang lebih terstruktur seperti kebaya Encim dan kebaya Kartini. Bef yang unik ini menggantikan bros atau pengikat lainnya.

Sumber: IG Najwa Sihab

Evolusi Modern Kebaya Kutubaru

Dalam beberapa tahun terakhir, Kebaya Kutubaru telah direvitalisasi oleh para desainer kontemporer yang merangkul makna budayanya sekaligus menata ulangnya untuk selera modern. Selain itu, kebaya ini juga mengalami kebangkitan di kalangan generasi muda, yang telah merangkulnya untuk acara formal maupun kasual. Baik dikenakan pada acara khusus, sebagai pakaian kantor, atau untuk bersantai, kebaya ini telah menjadi kebutuhan pokok yang serbaguna. 

Kembali ke blog